Banjarmasin, - Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin melaksanakan pertemuan koordinasi dan evaluasi dalam rangka penguatan Tim KLB (Kejadian Lua...
Banjarmasin, - Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin melaksanakan pertemuan koordinasi dan evaluasi dalam rangka penguatan Tim KLB (Kejadian Luar Biasa) yang melibatkan Puskesmas, Laboratorium, Rumah sakit se-Kota Banjarmasin. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait dalam upaya peningkatan kesiapsiagaan terhadap penyakit menular yang berpotensi menjadi KLB. Pertemuan ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan KLB tahun 2024 dan semester pertama tahun 2025 dan membangun komitmen bersama dalam peningkatan kewaspadaan terhadap penyakit potensial KLB dan kasus keracunan pangan. Bertempat di Aula Lantai 3 Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Rabu (27/08).
Dari hasil laporan surveilans, ditemukan beberapa poin penting :
Surveilans NPAFP (Non Polio Acute Flaccid Paralysis) : 10 kasus ditemukan, dengan 3 yang telah memenuhi syarat.
Surveilans Discarded Rate Campak Rubella : 13 kasus ditemukan, 9 memenuhi syarat (69%).
Suspek Campak di SKDR : 246 kasus dari minggu ke-1 sampai ke-34.
Pertusis : 1 kasus ditemukan di Puskesmas Sungai Jingah.
Data ini menunjukkan pentingnya penguatan peran surveilans di Puskesmas dan koordinasi lintas sektor dalam menanggulangi potensi KLB.
Dalam sambutan yang disampaikan oleh ibu drg. Emma Ariesnawati, MM selaku Kepala Bidang P2P Dinkes Banjarmasin, beliau menyampaikan apresiasi kepada seluruh Puskesmas dan rumah sakit atas pelaporan rutin melalui SKDR serta partisipasi aktif dalam pengawasan PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi). Beliau juga menekankan kembali indikator yang dapat menandai potensi KLB, seperti Kasus meningkat ≥2 kali dari rata-rata, CFR (Case Fatality Rate) meningkat ≥50%, Proporsional rate meningkat ≥2, serta ≥2 orang menunjukkan gejala yang sama setelah konsumsi makanan.
Acara ini dihadiri dan diisi oleh narasumber berkompeten, yakni dr. Rizka Khulasoh Sa’adah dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat Banjarbaru, drg. Emma Ariesnawati, MM Kepala Bidang P2P Dinkes Banjarmasin dan Didy Irawan, S.Kep.Ns,MKM Staf Pokja Surveilans dan Imunisasi Dinkes Banjarmasin
Para narasumber menekankan pentingnya deteksi dini, pelaporan tepat waktu, serta analisis laboratorium yang akurat sebagai bagian dari manajemen KLB.
Selain penyakit menular, pertemuan juga menyoroti keracunan pangan yang merupakan bagian dari KLB. Ditegaskan kembali pentingnya penerapan prinsip Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin edar, dan Kedaluwarsa) dalam mencegah kasus keracunan. Dinas Kesehatan juga mengimbau agar edukasi terhadap masyarakat terus dilakukan secara berkelanjutan.
Kegiatan ini mencerminkan keseriusan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin dalam membangun sistem kesehatan yang tangguh, responsif, dan terintegrasi terutama dalam menghadapi potensi Kejadian Luar Biasa. Dengan koordinasi yang solid antar lini, diharapkan masyarakat Kota Banjarmasin terlindungi dari ancaman penyakit menular dan keracunan pangan secara optimal.