BANJARMASIN – Dinas Kesehatan Kota Banjaramsin Melalui Bidang P2P Pokja Penyakit Menular Melaksanakan Kegiatan Lokakarya Peningkatan Kap...
BANJARMASIN – Dinas Kesehatan Kota Banjaramsin Melalui Bidang P2P Pokja Penyakit Menular Melaksanakan Kegiatan Lokakarya Peningkatan Kapasitas, Keterlibatan dan Kontribusi Klinik, Dokter Praktik Mandiri, Rumah Sakit Dalam Program dan Jejaring Tuberkulosis (TBC), dengan tujuan untuk memastikan Masyarakat untuk memperoleh layanan sesuai standar, Mempercepat penemuan terduga dan kasus TBC di Masyarakat, Meningkatkan pelaporan kasus melalui sistem informasi TBC serta sebagai Upaya penguatan sistem jejaring layanan dan rujukan agar pasien TBC tanpa komplikasi dapat didiagnosis dan diobati sampai sembuh di FKTP.
Sebagai informasi, Indonesia termasuk dalam 3 (tiga) besar negara dengan beban Tuberkulosis (TBC) tertinggi di dunia Bersama India dan Cina. Berdasarkan Global Tuberculosis Report 2024, tercatat sekitar 125.000 kematian akibat TBC di Indonesia.
Salah satu tantangan utama Adalah masih rendahnya pencatatan dan pelaporan kasus. Data menunjukkan Sebagian besar Masyarakat dengan gejala TBC pertama kali mengakses layanan Kesehatan swasta, namun kontribusi sektor ini terhadap notifikasi nasional masih rendah, sehingga banyak kasus tidak tercatat (missing cases).
Kegiatan dilaksanakan selama 2 hari, dari tanggal 25 Agustus 2025 sampai tanggal 26 Agustus 2025 bertempat di Hotel Roditha Banjarmasin yang diikuti oleh Manajemen Fasyankes & Tim TBC dari Rumah Sakit Swasta, Klinik Pemerintah, Klinik Swasta dan Tempat Praktik Mandiri Dokter.
Menghadirkan Narasumber yang berkompeten dibidangnya yaitu dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Pengelola Program TBC Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Ketua KOPI TB Kota Banjarmasin, Technical Officer Public Private Mix (TO PPM) Tuberkulosis dan Technical Officer Programmatic Management of Drug-Resistance (TO PMDT).
Harapannya dengan adanya kegiatan ini melalui penguatan jejaring layanan TBC berbasis Public-Private Mix (PPM) yang dilaksanakan, seluruh Fasyankes dapat berperan aktif dalam penemuan, pengobatan dan pelaporan kasus secara terpadu.
