Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Breaking News

latest

KNOCKING DOOR SUSPECT TBC DI KOTA BANJARMASIN

KNOCKING DOOR SUSPECT TBC DI KOTA BANJARMASIN Oleh Misfalah P2P photo courtesy ureport Menurut Permenkes No. 4 Tahun 2019 tenta...

KNOCKING DOOR SUSPECT TBC DI KOTA BANJARMASIN
Oleh Misfalah P2P

photo courtesy ureport

Menurut Permenkes No. 4 Tahun 2019 tentang pelayanan kesehatan orang terduga tuberkolosis dan pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus). Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycrobacterium Tuberculosis. Sebagian besar kuman menyerang paru, namun dapat juga mengenai organ tubuh lainnya, saat ini timbul kedaruratan baru dalam penanggulangan TBC, yaitu TBC resiten obat (TBC RO). Angka penemuan TBC masih rendah sekitar 20%-22% dan lambat, di Indonesia sendiri TBC menjadi penyumbang Kasus terbesar ke 3 setelah India dan China, hingga akhir tahun 2018 Kota Banjarmasin tidak ada peningkatan signifikan TBC. CDR hanya 49,4% dari target 70%. Target penanggulangan TBC sesuai dengan target eliminasi global adalah eliminasi TBC pada tahun 2030 dan Indonesia bebas TBC tahun 2050. Tercapainya eliminasi TB adalah tercapainya cakupan kasus TB 1 per 1 juta penduduk.
Keluhan pasien datang dengan gejala dan tanda penyakit TBC paru seperti batuk berdahak kurang lebih selama 2 minggu dan dapat disertai sedikitnya salah satu dari gejala berikut :

1. Lokal Respiratorik : dapat bercampur darah atau batuk darah sesak nafas dan nyeri dada atau pleuritic chest pain (bila disertai peradangan pleura). 

2. Sistemik : nafsu makan menurun, berat badan menurun berkeringat malam tanpa kegiatan fisik, demam meriang, badan lemah dan malaise, riwayat kontak, riwayat pengobatan sebelumnya.

3. Faktor risiko komorbid dan imunodefisiensi (HIV, DM, dan lain sebagainya).

Rata-rata pasien TB memproduksi 75,000 droplets per hari sebelum pengobatan. Penularan MTB terjadi pada udara airborne yang menyebar melalui partikel percik renik (droplet nuclei) saat seseorang batuk, bersin, berbicara, berteriak, atau bernyanyi.
Percik renik ini berukuran 1-5 mikron dan dapat bertahan di udara selama beberapa jam sampai beberapa hari sampai akhirnya ditiup angin. Pertimbangan juga pada pemeriksaan pada orang dengan faktor risiko, serperti halnya kontak erat dengan pasien TB, tinggal di daerah padat penduduk, wilayah kumuh, daerah pengungsian, lapas dan rutan serta orang yang bekerja dengan bahan kimia yang menimbulkan infeksi paru.

Penemuan pasien TB dilakukan pasien TB dilakukan secara pasif intensif di fasilitas kesehatan dengan jaringan layanan TB, penemuan pasien TB secara aktif dan atau masif berbasis keluarga dan masyarakat, investigasi kontak pada paling sedikit 10-15 orang kontak erat dengan pasien TB.
Penemuan di tempat khusus, lapas atau rutan, tempat kerja, asrama, pondok pesantren, sekolah, panti jompo, penemuan di populasi berisiko tempat penampungan pengungsi, daerah kumuh.

Demikian pesan penting penulis untuk pasien TBC yaitu menelan OAT secara teratur sampai tuntas sesuai jadwal dan aturan yang diberikan oleh dokter, selalu menutup hidung dan mulutnya dengan tissue, sapu tangan, lengan tangan jika batuk/ bersin, tidak membuang dahak disembarang tempat tetapi dibuang pada tempat khusus dan tertutup, menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat, antara lain adalah menjemur alat tidur dan membuka jendela pintu setiap pagi agar udara dan sinar matahari masuk. Aliran udara (ventilasi) yang baik dapat mengurangi jumlah kuman di udara, sinar matahari langsung dapat mematikan kuman, makan makanan bergizi dan beristirahat cukup, tidak merokok dan minuman keras, olah raga secara teratur, dan mencuci tangan hingga bersih.

Di Kalimantan Selatan sendiri terdapat organisasi yang menanggulangi pasien TB yaitu organisasi Bekantan, dimana organisasi ini merupakan organisasi pemberdayaan masyarakat yang dibentuk untuk membantu pendampingan penderita TB, diharapkan tetap bermitra dalam pengendalian TB di Kota Banjarmasin.
dapat dilihat beberapa kegiatan yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin sebagai berikut :
https://www.youtube.com/watch?v=O4Rmd1IHYno
https://www.youtube.com/watch?v=Oc0aliifFCg
https://www.youtube.com/watch?v=S4p9C5zkv5M

Indonesia menduduki urutan ke tiga di ikuti Pakistan, Afrika Selatan, Bangladesh, Kongo, Nigeria, Tanzania, dan Mozambique.


"When a person develops active TB (disease), the symptoms (cough, fever, night sweats, weight loss etc.) may be mild for many months. This can lead to delays in seeking care, and results in transmission of the bacteria to others. People ill with TB can infect up to 10-15 other people through close contact over the course of a year. Without proper treatment up to two thirds of people ill with TB will die.


Since 2000, 53 million lives have been saved through effective diagnosis and treatment. Active, drug-sensitive TB disease is treated with a standard 6-month course of 4 antimicrobial drugs that are provided with information, supervision and support to the patient by a health worker or trained volunteer. The vast majority of TB cases can be cured when medicines are provided and taken properly."
dalam WHO international features dapat kita lihat, ketika seseorang mengembangkan TB aktif (penyakit), gejalanya (batuk, demam, keringat malam, penurunan berat badan dll) mungkin ringan selama berbulan-bulan. Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam mencari perawatan, dan mengakibatkan penularan bakteri ke orang lain. Orang yang menderita TB dapat menginfeksi hingga 10-15 orang lain melalui kontak dekat selama setahun. Tanpa perawatan yang tepat, dua pertiga dari orang yang menderita TB akan meninggal.

Sejak tahun 2000, 53 juta jiwa telah diselamatkan melalui diagnosis dan perawatan yang efektif. Penyakit TB aktif dan peka-obat diobati dengan kursus 6-bulan standar dari 4 obat antimikroba yang disediakan dengan informasi, pengawasan dan dukungan kepada pasien oleh petugas kesehatan atau sukarelawan terlatih. Sebagian besar kasus TB dapat disembuhkan ketika obat diberikan dan diminum dengan benar.

menurut Hukum Kesehatan Kontemporer karangan Dr. Machli Riyadi, isu keselamatan pasien (patient safety) ini dijadikan sebagai landasan utama dalam pemberian pelayanan kesehatan bukan tidak beralasan, seringnya pasien menjadi korban dalam hubungan hukum antara tenaga kesehatan dengan pasien selalu menempatkan pasien dalam posisi yang lemah/ sebagai korban dari oknum tenaga kesehatan yang tidak memberikan pelayanan sesuai dengan standar, dalam hubungan hukum pasien sebagai orang awam yang tidak memahami masalah kesehatan ketika menjadi korban malpraktik akan dihadapkan dengan persoalan yang sama sekali tidak dipahaminya dan berhadapan dengan seorang yang profesional dan memahami akan kesehatan akan selalu berada pada posisi yang lemah dan menjadi korban malpraktik dokter atau perawat.


Editor : DBnews2019/ Enni Rizqa