Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Breaking News

latest

Wujudkan Banjarmasin Bebas DBD

Wujudkan Banjarmasin Bebas DBD

Dalam Rangka Menurunkan Prevalensi Stunting di Kota Banjarmasin, Dinkes melaksanakan workshop Komunikasi Antar Pribadi (KAP) untuk Tenaga Perawat dan Bidan

BANJARMASIN - Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin melalui Bidang YanSDK melaksanakan Workshop Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dalam rangka penur...


BANJARMASIN - Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin melalui Bidang YanSDK melaksanakan Workshop Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dalam rangka penurunan stunting di Kota Banjarmasin, Bertempat di Hotel Roditha Banjarmasin, (11-13/09).

Stunting merupakan kondisi gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Stunting dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti dari sulitnya akses terhadap makanan yang bergizi dan aman, rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga mengenai gizi sejak 1000 hari pertama kehidupan, hingga tingginya tingkat pernikahan dibawah umur.

Salah satu strategi untuk menurunkan stunting adalah dengan melaksanakan Komunikasi Antar Pribadi (KAP). Metode ini bertujuan untuk menyusun pesan kunci dengan pendekatan komunikasi menggunakan salurah komunikasi yang paling sesuai dengan konteks lingkungan masyarakat tersebut. Diharapkan dengan menggunakan metode KAP ini, masyarakat lebih bisa menerima pesan ajakan untuk merubah perilaku yang dapat mencegah stunting.

Kegiatan workshop ini diikuti sebanyak 50 orang yang terdiri dari tenaga Perawat dan Bidang, menghadirkan narasumber dari tim fasilitator KAP DinKes Prov Kal-Sel dan Organisasi profesi PPPKMI.

Dalam Workshop ini peserta dibekali mata pelatihan seperti, 

  1. Strategi KAP penurunan stunting. 
  2.  Kebijakan percepatan pencegahan dan penurunan stunting.
  3. Teknik membangun partisipasi.
  4. fasilitasi KAP.
  5. Metode dan Media KIE dalam KAP.
















Pelaksanaan KAP diharapkan dapat memudahkan penyampaian esan kepada masyarakat dan masyarakat dapat menerima dan melakukan perubahan perilaku yang diinginkan. Dengan demikian upaya tersebut diharapkan dapat mendukung pencapaian percepatan penurunan prevalensi stunting balita sesuai target yang ditetapkan.