Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit tidak menular yang perlu mendapatkan perhatian khusus karena merupakan ancaman dunia (global ...
Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit tidak menular yang perlu mendapatkan perhatian khusus karena merupakan ancaman dunia (global threat) dan merupakan penyakit yang berperan utama sebagai penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Kematian di Indonesia akibat penyakit Kardiovaskular mencapai 651.481 penduduk per tahun, yang terdiri dari stroke 331.349 kematian, penyakit jantung koroner 245.343 kematian, Penyakit jantung hipertensi 50.620 kematian, dan penyakit kardiovaskular lainnya (Institute for Health Matrics and Evaluation, 2019).
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukan tren peningkatan penyakitjantung yakni 0,5% pada 2013 menjadi 1,5% pada 2018. Riskesdas 2018 juga menyatakan 1,5 persen atau 15 dari 1.000 penduduk atau 2.784.064 orang menderita penyakit jantung. Penyakit jantung juga paling sering menyerang kelompok usia produktif, sehingga mortalitasnya menyebabkan beban ekonomi dan sosial terhadap masyarakat.
Pada tahun 2023, terlihat peningkatan jumlah pembiayaan penyakit katastropik yang menghabiskan biaya 34,8 Triliun, dimana penyakit kardiovaskuler (Jantung dan stroke) adalah pembiayaan terbesar pada JKN (22,8 Triliun). Tingginya prevalensi penyakit kardiovaskular di Indonesia disebabkan oleh perubahan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan pola makan yang tidak seimbang. Perilaku tersebut merupakan salah satu kontributor utama terjadinya penyakit jantung koroner (PJK), dilaporkan 50% penderita PJK berpotensi mengalami henti jantung mendadak atau sudden cardiac death.
Hari Jantung Sedunia ini yang diperingati setiap tanggal 29 September. Tema Global tahun ini adalah “Use Heart for Action” dengan mengusung tema nasional “ayo bergerak untuk jantung sehatmu’ Tema ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan pencegahan dan pengendalian jantung yang dimulai dari diri sendiri, keluarga dan masuyarakat agar terus menerapkan perilaku CERDIK bagi yang sehat dan PATUH bagi penyandang penyakit jantung dan PTM lainnya.
Dengan momentum ini , mari kita tingkatkan upaya dan komitmen yang kuat dari kita bersama untuk dapat mewujudkan keberhasilan Indonesia di bidang kesehatan yang tertuang pada pilar transformasi sistem kesehatan tahun 2021-2024 meliputi transformasi layanan primer yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat melalui program promosi dan edukasi dan skrining Penyakit jantung melalui penguatan pada layanan primer melalui edukasi, pencegahan, dan meningkatkan kapasitas serta kapabilitas layanan primer.
Edukasi di layanan primer dilakukan melalui kampanye membudayakan perilaku hidup sehat seperti pembatasan konsumsi gula garam lemak berlebih, olah raga, tidak merokok, skrining penyakit, dan kepatuhan pengobatan. Selain itu Dibutuhkan kerjasama yang sinergi antara pemerintah dengan para Dokter Jantung se Indonesia serta stakeholder kesehatan terkait untuk terus malakukan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit dengan tujuan mendorong masyarakat untuk mengubah perilaku menjadi lebih sehat.
Upaya pencegahan dan pengendalian Faktor Risiko Penyakit Jantung di
Masyarakat melalui kegiatan GERMAS, budayakan perilaku CERDIK, Skrining
pemeriksaan EKG, rujuk bila ada indikasi dan terapkan perilaku PATUH.