Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Breaking News

latest

WHY HIV/AIDS IS A WORLDWIDE CONCERN ?

The World AIDS Day celebration has become the most internationally recognized health holiday.  The World AIDS Day Celebration offers k...


The World AIDS Day celebration has become the most internationally recognized health holiday. 
The World AIDS Day Celebration offers key opportunities for health organizations to raise awareness among people, and increase access to care and discuss corrective measures. December 1, 2019 is World AIDS Day. The day was celebrated to raise global awareness about HIV / AIDS and invite people to start solidarity. People around the world express their solidarity and sympathy for people who lost their lives due to AIDS or changing epidemics. We can see on Twitter Tagar for World AIDS Day is #worldaidsday.

What is World AIDS Day History ?

According to worldaidsday.org World AIDS Day was first visualized by The Thomas Netter and James W. Bunn in the month of August in 1987. Thomas Netter and James W. Bunn both are the public information officers for the AIDS Global Programme at the WHO (World Health Organization) in Geneva, Switzerland. They had shared their idea about the AIDS day to Dr. Jonathan Mann (Director of the AIDS Global Programme), who had approved the idea and recommended the World AIDS Day observance on 1st of December in the year 1988. World AIDS day decided by them to be celebrated every year on 1st of December accurately. The day has to be celebrated during time when people and news media could pay more interest and attention in broadcasting the news all the cross the world.

Why does HIV/ AIDS is a worldwide concern but why is this an important issue to our personally ?

It has affected my friend in longtime ago of early stage in my life. One of my friend died of HIV/AIDS when i was in the university. At that time, little was known about this disease and even less was talk about. Growing up in an environtment when no one would talk about how and why my friend had died was confusing and kinda isolating as well, yet i remained silently optimistic even the adults in my life has been did not understand the cause and effect of this devasting but completely preventable disease. Lack of communication was not due to shame of my friend or ignorance of the disease itself.

People need to gain knowledge about HIV/AIDS, how it's transmitted and how you put yourself at risk. Believe about the eradication of HIV/AIDS will come not through a cure but from knowledge. People have to understand that this disease of strictly homesexuals and drugs users, suburban housewives are now contracting this disease. Some community at large needs to understand that there is not an invisible barrier protecting them from this disease. They can protect themselves, and that is through education. I would like to see a change in our mentality and perception towards HIV/AIDS.

Everyday actions like being informed, speak up, getting tested and treated as needed, can help change the course of this disease. People need to know this disease does not have to be a death sentence. Hope that we all begin to realize that there is life after being diagnosed with HIV/AIDS, and that the only reason this disease has so much power is due to our fear of it. We can combat this fear with knowledge and take that power back.

In Banjarmasin itself, there are 6 Puskesmas involved to be VCT HIV/AIDS in Banjarmasin, there are Teluk Dalam, Pelambuan, Pekauman, Cempaka, Cempaka Putih, and Kelayan Timur who hired health officers, doctor, and counselor are has been trained well. Found that there are three areas that proven HIV/AIDS based on Health Regional Office Banjarmasin, target around 15.230 and tested about 9.856 of 706.606 per Januari till September 2019 citizenship in Banjarmasin city based on basic service standard population, including pregnant women, sufferers, happy men, female sex workers, transgender and others found that Teluk Dalam occupied number one, Pelambuan occupied number two, and Pekauman occupied number three. 

By speak openly includes at home with partners and children as well as in public, when we don't talk about HIV, we can reinforce stigma that allows it to spread. Protection is highly needed for those who are sexually still active and very effective protection againts HIV/AIDS. By early treatment helps people with HIV/AIDS can live longer and healthy live also people around can take actions to protect others.

Perayaan Hari AIDS Sedunia telah menjadi hari libur kesehatan yang paling diakui secara internasional.

Perayaan Hari AIDS Sedunia menawarkan peluang kunci bagi organisasi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran di antara masyarakat, dan meningkatkan akses ke perawatan dan mendiskusikan tindakan secara korektif. 1 Desember 2019 adalah Hari AIDS Sedunia. Hari itu dirayakan untuk meningkatkan kesadaran global tentang HIV / AIDS dan mengundang orang untuk memulai solidaritas. Orang-orang di seluruh dunia mengekspresikan solidaritas dan simpati mereka kepada orang-orang yang kehilangan nyawa karena AIDS atau epidemi yang berubah. Kita bisa lihat di Twitter Tagar untuk Hari AIDS Sedunia adalah #worldaidsday.

Apa itu Sejarah Hari AIDS Sedunia?

Menurut worldaidsday.org Hari AIDS Sedunia pertama kali divisualisasikan oleh The Thomas Netter dan James W. Bunn pada bulan Agustus 1987. Thomas Netter dan James W. Bunn keduanya adalah petugas informasi publik untuk Program Global AIDS di WHO ( Organisasi Kesehatan Dunia) di Jenewa, Swiss. Mereka telah membagikan gagasan mereka tentang hari AIDS kepada Dr. Jonathan Mann (Direktur Program Global AIDS), yang telah menyetujui gagasan tersebut dan merekomendasikan peringatan Hari AIDS Sedunia pada tanggal 1 Desember tahun 1988. Hari AIDS sedunia diputuskan oleh mereka untuk dirayakan setiap tahun pada tanggal 1 Desember secara akurat. Hari itu harus dirayakan pada saat orang dan media berita dapat lebih memperhatikan dan menyiarkan berita di seluruh dunia.

Mengapa HIV / AIDS menjadi perhatian dunia tetapi mengapa ini menjadi masalah penting bagi kita secara pribadi?

Hal ini telah memengaruhi teman lama saya di tahap awal kehidupan saya. Salah satu teman saya meninggal karena HIV / AIDS ketika saya masih di universitas. Pada saat itu, sedikit yang diketahui tentang penyakit ini dan bahkan lebih sedikit lagi yang dibicarakan. Tumbuh dalam lingkungan ketika tidak ada yang berbicara tentang bagaimana dan mengapa teman saya meninggal itu membingungkan dan cukup mengisolasi, namun saya tetap optimis diam-diam bahkan orang dewasa dalam hidup saya tidak mengerti penyebab dan efek dari penyembahan ini tetapi penyakit yang sepenuhnya dapat dicegah. Kurangnya komunikasi bukan karena malu teman saya atau ketidaktahuan penyakit itu sendiri.

Orang-orang perlu mendapatkan pengetahuan tentang HIV / AIDS, bagaimana penularannya dan bagaimana Anda menempatkan diri Anda dalam risiko. Percaya tentang pemberantasan HIV / AIDS tidak akan datang melalui penyembuhan tetapi dari pengetahuan. Orang-orang harus memahami bahwa penyakit ini sering terjadi pada orang-orang yang benar-benar homoseksual dan pengguna narkoba, ibu rumah tangga pinggiran kota sekarang terjangkit penyakit ini. Beberapa komunitas pada umumnya perlu memahami bahwa tidak ada penghalang tak terlihat yang melindungi mereka dari penyakit ini. Mereka dapat melindungi diri mereka sendiri, dan itu adalah melalui pendidikan agar dapat melihat perubahan dalam mentalitas dan persepsi kita terhadap HIV / AIDS.

Tindakan sehari-hari seperti diinformasikan, berbicara, dites dan diobati sesuai kebutuhan, dapat membantu mengubah arah penyakit ini. Orang perlu tahu penyakit ini tidak harus menjadi hukuman mati. Semoga kita semua mulai menyadari bahwa ada kehidupan setelah didiagnosis dengan HIV / AIDS, dan satu-satunya alasan penyakit ini memiliki kekuatan yang begitu besar adalah karena ketakutan kita terhadapnya. Kita bisa melawan rasa takut ini dengan pengetahuan dan mengambil kembali kekuatan itu.

Di Banjarmasin sendiri, terdapat 6 Puskesmas yang terlibat menjadi VCT HIV / AIDS, yaitu Teluk Dalam, Pelambuan, Pekauman, Cempaka, Cempaka Putih, dan Kelayan Timur yang mempekerjakan petugas kesehatan, dokter, dan konselor yang sudah terlatih dengan baik. Ditemukan bahwa ada tiga daerah yang terbukti HIV / AIDS berdasarkan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, menargetkan sekitar 15.230 dan menguji sekitar 9.856 dari 706,606 per Januari hingga September 2019 kewarganegaraan di kota Banjarmasin berdasarkan populasi standar layanan dasar, termasuk wanita hamil, penderita, LSL, pekerja seks perempuan, waria dan lainnya menemukan bahwa Teluk Dalam menduduki nomor satu, Pelambuan menduduki nomor dua, dan Pekauman menduduki nomor tiga.

Dengan berbicara secara terbuka termasuk di rumah dengan pasangan dan anak-anak serta di depan umum, ketika kita tidak berbicara tentang HIV, kita dapat memperkuat stigma yang memungkinkan penyebarannya. Perlindungan sangat diperlukan bagi mereka yang aktif dan perlindungan yang sangat efektif terhadap HIV / AIDS. Dengan perawatan dini membantu orang dengan HIV / AIDS dapat hidup lebih lama dan hidup sehat juga orang-orang di sekitar dapat mengambil tindakan untuk melindungi orang lain.

DBnews2019/Enni Rizqa