TB Sample in one of Puskesmas Cadre Banjarmasin city (DBnewsphoto)
Banjarmasin (25/11) - Nearly a quarter of the world talks about latent of TB
infection, (MDR-TB) a type of tuberculosis which is unresponsive or resistant to at least two
of the first line of anti-TB drugs or FDC, continues to be a major public
health threat. Drug-resistant TB is harder and more expensive to diagnose and
treat. TB can be spread when someone with the infection coughs, sneezes or
talks and another person breathes in the bacteria. However, prolonged contact
is usually needed for infection to occur. Typical sympstoms include a
persistent cough, night sweats for weeks or months, weight loss, fatigue, high
temperature and shortness of breath.
According to Dr. Machli Riyadi, The Chief of Health Office Regional Banjarmasin since Januari to October
2019 there are 1.872 cases of TB found in Banjarmasin city. As we can see based
on data found, in Puskesmas Kelayan Dalam there is 48% of 10.509
citizenship and S. Parman there is 59% of 15.231 citizenship TB patients.
TB treatment in Puskesmas S. Parman is coordinated by the dot TB. Puskesmas
team consisting of doctors, nurses, analysts, laboratories, environmental
health, pharmacies working collaboratively, and driven by the program
coordinator who turns out to be a nurse, Umi Muflihah, AMK.
“as Head of Puskesmas S. Parman, i only a coordinators, facilitates and motivates
the program,
"TB class: Eradicate TB with TB Class" this innovation aims to
educate all TB sufferers in undergoing their treatment to be complete and the
expected outcome is TB recovery. dr. Tuti adds.
Banjarmasin - Hampir seperempat dunia berbicara tentang laten infeksi TB,
(TB-MDR), jenis TB yang tidak responsif atau resisten terhadap setidaknya dua
lini pertama obat anti-TB atau FDC, yang terus menjadi utama. ancaman kesehatan
masyarakat. TB yang resistan terhadap obat lebih sulit dan lebih mahal untuk
didiagnosis dan diobati. TB dapat menyebar ketika seseorang dengan infeksi
batuk, bersin atau berbicara dan orang lain menghirup bakteri. Namun, kontak
berkepanjangan biasanya diperlukan untuk infeksi terjadi. Gejala khas termasuk
batuk terus-menerus, keringat malam selama berminggu-minggu atau
berbulan-bulan, penurunan berat badan, kelelahan, suhu tinggi dan sesak napas.
Menurut Dr. Machli Riyadi, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin dari Januari hingga Oktober
2019 ada 1.872 kasus TB ditemukan di kota Banjarmasin. Seperti yang dapat kita
lihat berdasarkan data yang ditemukan, di Pusat Kesehatan Masyarakat Kelayan
ada 48% dari 10.509 kewarganegaraan dan S. Parman ada 59% dari 15.231 pasien TB
kewarganegaraan.
Pengobatan TB di Pusat Kesehatan S. Parman dikoordinasikan oleh dot TB. Tim
Puskesmas terdiri dari dokter, perawat, analis, laboratorium, kesehatan
lingkungan, farmasi yang bekerja secara kolaboratif, dan digerakkan oleh
koordinator program yang ternyata adalah seorang perawat, Umi Muflihah, AMK.
"Sebagai Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat S. Parman, saya hanya
seorang koordinator, memfasilitasi dan memotivasi program, "Kelas TB: Memberantas TB dengan Kelas TB" inovasi ini bertujuan
untuk mendidik semua penderita TB dalam menjalani pengobatan mereka menjadi
lengkap dan hasil yang diharapkan adalah pemulihan TB.
dr. Tuti menambahkan.
DBnews2019/ Enni Rizqa
|